Laman Resmi
Lelaki Tua dan Pondoknya
Dalam roman terbarunya ini, Munaldus, dengan nama samaran, Liu Ban Fo, menceritakan kisah-kisah hidup yang ia alami sendiri. Ia seorang pemimpin. Pemimpi yang tak gampang menyerah. Roman ini kalau dibaca dengan seksama adalah kelanjutan kisah yang diceritakan dalam roman yang ia tulis beberapa tahun lalu dalam “Mimpi Dunia Lain” yang tergolong laris.
Beberapa hari sebelum memasuki masa lansia, ia mengurung diri sendirian di pondoknya di Mungguk Ransa, Sekadau ditemani dua ekor guguk yang setia bernama Tajir dan si Hitam, milik tetangga. Ia memutar ulang seluruh lintasan perjalanan hidup selama enam dekade itu. Tentu saja sebagai orang dari keluarga yang sangat miskin, ia berjuang sehabis-habisnya untuk keluar dari kondisi itu. Itu juga yang dinasehati oleh orang tuanya berulang kali.
Setelah berhasil menjadi seorang sarjana, ia kembali ke kampung halamannya, Tapang Sambas dan Tapang Kemayau, dengan masksud anak-anak muda dari kampung asalnya mau meniti jalan yang pernah ia tempuh. Ia mengenalkan sebuah kendaraan yang akan membawa mereka keluar dari zona terbelakang itu, CU. Keling Kumang. Sekarang CU Keling Kumang telah begitu maju dan bahkan sudah menjadi konglomerasi koperasi yang dikenal luas.
Other Books From - Sastra
Other Books By - Munaldus
Back