Tangerang, LembagaLiterasiDayak.com – Launching Novel Alena dan Perempuan Penyapu Halaman berlangsung pada Selasa, (22/06/2021). Momen bersejarah itu di gelar di San-Ju-Ichi Coffee and Eatery, Karawaci, Tangerang.
Masri berkisah bahwa Pepih selama ini “membunuh” kemampuannya dalam menulis fiksi. Bukan tanpa alasan, semua karena pekerjaan dan profesinya sebagai seorang jurnalis yang lebih banyak menulis berdasarkan data dan fakta.
Acara di buka dengan kata sambutan dari penerbit yang diwakili oleh Direktur utama, R. Masri Sareb Putra. Dalam sambutannya, Masri menceritakan kisah bagaimana Pepih Nugrahan dan dirinya bertemu. Mereka pertemukan di Kompas Gramedia. Masri masuk terlebih baru kemudian Pepih menyusul.
Masri berkisah bahwa Pepih selama ini “membunuh” kemampuannya dalam menulis fiksi. Bukan tanpa alasan, semua karena pekerjaan dan profesinya sebagai seorang jurnalis yang lebih banyak menulis berdasarkan data dan fakta.
Akan menjadi momentum lahirnya novel-novel berikutnya. Namun sesungguhnya novel yang dilaunching ini adalah trilogi. Selain Alena, satu buku yang sudah cetak adalah Perempuan Penyapu Halaman. Satu lagi masih dalam proses.
Sebagai penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD), tak lupa Masri mengucapkan terima kasih kepada Pepih Nugraha. Karena telah mempercayakan penerbitan bukunya di LLD.
Masri juga menyapa rekannya dalam mengembangkan bisnis literasi, yakni Dodi Mawardi. Bertiga, telah terikat kerjasama dalam literasi, baik sebagai penulis, penggiat media, maupun sebagai peneliti.
Selanjutnya, penyerahan buku secara simbolik oleh R. Masri Sareb Putra kepada Pepih Nugarha.
Sementara itu, dalam sambutannya Pepih, mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Masri. Selain sebagai Penerbit, Masri juga adalah mitra, kawan, dan sahabat dalam berliterasi. Pepih mengaku sampai akhir menerbitkan novel karena dorongan dua rekannya tersebut.
Tak lupa Pepih menyampaikan terima kasih kepada istri, sahabat, rekan, hadirin yang datang langsung maupun yang mengikuti via zoom meeting. Terima kasih karena telah meluangkan waktu menjadi saksi sejarah hidupnya. Sejarah dalam karya literasinya.