The History of Dayak

Rp250.000

Sub Judul Penghuni Asli Varuna Dwipa (Borneo) Dari Gua Niah Hingga Nusantara
Author R. Masri Sareb Putra, M.A.
ISBN
Page 600
Size 15 x 25 cm
Format Soft Cover
Published Juni 2025
Publisher Lembaga Literasi Dayak
Categories: ,

Sejarah bukan sekadar rangkaian peristiwa masa lalu, tetapi juga hasil interaksi sosial yang kompleks. Dalam konteks ini, sejarah Suku Dayak menjadi lebih dari sekadar kronologi; ia merupakan konstruksi sosial yang tercipta melalui narasi kolektif masyarakat Dayak itu sendiri. Buku ini mengupas sejarah Dayak dengan menekankan pentingnya interpretasi terhadap bukti sejarah, seperti mitos, cerita lisan, artefak, dan ritual, untuk menggali makna yang terkandung dalam setiap elemen budaya mereka. Dengan memahami sejarah Dayak sebagai konstruksi sosial yang hidup dan dinamis, kita dapat memperoleh wawasan mendalam tentang bagaimana mereka menginterpretasikan realitas dan mempertahankan identitas mereka di tengah berbagai tantangan zaman.

Buku ini membahas peristiwa yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Dayak yang saling terkait dan saling melengkapi:

  1. Asal Usul Nenek Moyang Suku Bangsa Dayak

Sejarah Dayak tidak dapat dilepaskan dari jejak nenek moyang mereka yang telah mendiami Borneo selama ribuan tahun. Mitologi, tradisi lisan, serta penelitian arkeologi memberikan gambaran mengenai asal-usul dan persebaran awal suku bangsa Dayak.

  1. Menelusuri Asal Usul Dayak dari Gua Niah

Temuan arkeologis dari Gua Niah di Sarawak menegaskan bahwa manusia telah menghuni Borneo sejak 40.000 tahun lalu. Penemuan alat-alat batu, tembikar, serta praktik penguburan yang kompleks mencerminkan kesinambungan budaya dari masa prasejarah hingga saat ini.

  1. Pertama Kali Istilah “Dayak” Diperkenalkan

Tahun 1757 Istilah “Dayak” pertama kali digunakan oleh kontroleur Banjarmasin, Hogendorff tahun 1757 sebagai padanan istilah Belanda “binnenland” yang artinya: manusia asli dari sini dan tempat ini (Borneo). Istilah ini kemudian berkembang menjadi identitas kolektif yang mencakup berbagai sub-suku Dayak dengan kebudayaan dan bahasa yang beragam.

  1. Dayak di Era Kolonialisme Periode kolonial membawa perubahan besar bagi masyarakat Dayak. Dari eksploitasi sumber daya hingga misi penyebaran agama, kolonialisme menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat Dayak dalam mempertahankan budaya mereka.
  2. Tumbuknya Dayakensis Sensus pada Perjanjian Tumbang Anoi 1894 dan Mulainya Pembentukan Identitas

Perjanjian Tumbang Anoi 1894 menjadi tonggak penting dalam sejarah Dayak, di mana para pemimpin adat berkumpul untuk menyepakati aturan bersama guna menghentikan praktik perbudakan dan konflik antar-suku. Dari sini, kesadaran identitas Dayak mulai terbentuk secara lebih jelas.

  1. Pakat Dayak dan Berdirinya Partai Dayak

Gerakan Pakat Dayak yang berkembang pada awal abad ke-20 menjadi wadah perjuangan politik dan sosial bagi masyarakat Dayak. Pada akhirnya, gerakan ini berkontribusi dalam menginspirasi dan memicu pendirian Partai Dayak yang bertujuan memperjuangkan hak-hak masyarakat Dayak dalam kancah politik nasional.

  1. Dayak Era Kemerdekaan hingga Orde Baru

Peran Dayak dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak bisa diabaikan. Namun, dalam era Orde Baru, kebijakan sentralisasi dan asimilasi membawa tantangan baru bagi masyarakat Dayak dalam menjaga identitas budaya dan hak atas tanah adat mereka.

  1. Dayak Orde Baru – Reformasi Reformasi membawa angin perubahan bagi masyarakat Dayak. Dengan meningkatnya kesadaran politik dan hak-hak adat, masyarakat Dayak mulai lebih aktif dalam memperjuangkan hak mereka di berbagai bidang, termasuk ekonomi, pendidikan, dan politik.
  2. Dayak sebagai Suku Bangsa yang Hebat – Kini Di era modern, Dayak telah menunjukkan ketahanan dan kebanggaan budaya mereka. Dengan berbagai inovasi dan peran aktif dalam pembangunan, masyarakat Dayak kini menjadi bagian penting dalam kemajuan Borneo dan Indonesia secara keseluruhan.

Pendekatan yang digunakan dalam buku ini bersifat interdisipliner dengan menggabungkan penelitian sejarah, teori konstruksi realitas sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, serta hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Dengan pendekatan ini, sejarah Dayak tidak hanya dipahami sebagai kumpulan fakta, tetapi sebagai realitas sosial yang dinamis dan terus berkembang.

Berbagai sumber akademik yang telah dikumpulkan oleh para peneliti sebelumnya turut memperkaya narasi dalam buku ini. Dari kajian linguistik hingga antropologi, setiap sudut pandang yang dibahas dalam buku ini berkontribusi dalam membangun pemahaman yang lebih komprehensif tentang sejarah dan identitas Dayak.

Buku ini tidak hanya bertujuan untuk merekam sejarah Suku Dayak, tetapi juga untuk mengajak pembaca memahami cara mereka menafsirkan dan menghidupkan kembali sejarah mereka melalui narasi, ritual, dan praktik budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “The History of Dayak”

Your email address will not be published. Required fields are marked *