Sagu adalah warisan alam Nusantara yang telah menghidupi masyarakat dari generasi ke generasi. Ia tumbuh di lahan marginal, tidak membutuhkan pupuk kimia, dan tetap lestari dalam tekanan zaman. Di berbagai pelosok Indonesia—Papua, Maluku, Kalimantan, hingga Sulawesi—sagu bukan hanya sumber pangan utama, tetapi juga bagian dari jati diri budaya dan sistem pengetahuan lokal.
Dalam situasi krisis pangan global, perubahan iklim, dan kebutuhan akan pola makan sehat, sagu kembali menunjukkan potensinya. Di tengah dominasi beras dan gandum, sagu bangkit sebagai simbol kedaulatan pangan dan solusi strategis masa depan. Buku ini mengangkat relevansi sagu tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi kawasan ASEAN yang tengah mencari jalan keluar dari ketergantungan pangan impor.
Lewat inovasi seperti beras sagu BRASIA, MAMA PAPUA, hingga Nasi Porang FUKUMI, buku ini menunjukkan bahwa pangan lokal bisa tampil modern dan berdaya saing. Gagasan mengembangkan mi sagu—sehat, bebas gluten, rendah glikemik—menjadi salah satu lompatan penting menuju tren pangan global yang lebih adil dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari Seri Palma Tropika Indonesia untuk Dunia, buku ini bukan hanya mengedukasi, tetapi juga menginspirasi. Ia mengajak pembaca memahami sagu sebagai cadangan pangan dunia, sekaligus kekuatan ekonomi lokal yang layak mendapat perhatian serius dalam strategi ketahanan pangan nasional dan regional.
Reviews
There are no reviews yet.