Sebuah karya lintas batas antara filsafat dan kebudayaan, buku ii menyusun ulang fondasi intelektual Dayak sebagai sistem pengetahuan yang utuh, kompleks, dan mandiri.
Melampaui citra Dayak sebagai entitas budaya semata, penulis mengangkatnya sebagai pemilik horizon berpikir yang tajam dan mendalam–sebuah filsafata hidup yang lahir dari alam, sejarah, dan kesadaran kolektif. Melalui tujuh dimensi utama: ontologi, kosmologi, sejarah, etika, estetika, etnonumerologi, dan epistemologi, buku ini menggali akar realitas Dayak dengan pendekatan akademik yang ketat, namun tetap puitis dan membumi.
Di balik simbol, warna, dan ritual, tersimpan nilai-nilai luhur yang tak hanya estetis, tetapi juga etis dan filosofis. Buku ini menunjukkan bahwa angka dan ritme dalam tradisi Dayak bukan sekadar hitungan, melainkan bahasa makna–sebuah tawaran segar dalam jagat filsafat Indonesia.
Disusun sebagai jawaban atas marjinalisasi pengetahuan lokal, karya ini menjadi fondasi bagi pembebasan epistemik: sebuah upaya memindahkan filsafat Dayak dari pinggiran menuju pusat wacana Nusantara. Ini bukan sekadar buku tentang Dayak, melainkan dari dan untuk semesta berpikir Dayak itu sendiri.
Penuh nyali, mendalam, dan membebaskan–buku ini adalah undangan untuk melihat Dayak bukan dari luar, tapi dari dalam kesadarannya yang paling jernih.
Reviews
There are no reviews yet.