Laman Resmi
Upacara korban dalam kitab imamat dan dalam budaya dayak ngaju:sebuah Teologi kontekstual
Dalam hal ritual korban, misalnya. Banyak kesamaan antara praktik dalam Kitab Perjanjian Lama (Imamat) dan praktik di kalangan Dayak Ngaju. Seperti diketahui, pemahaman tentang korban sebagai hukum kultus keagamaan Israel perlu didasarkan pada pemahaman secara utuh tentang Kitab Imamat yang mencakup judul, tema, tujuan dan ruang lingkup serta struktur sastranya.
Makna terdalam ritual mempersembahkan korban dalam Kitab Imamat penting diungkap. Makna tersebut menjadi perbandingan di dalam dalam Budaya Dayak Ngaju. Menemukan makna sebuah teks dan melihat kesamaan untuk menjelaskan fenomena di suatu tempat yang berbeda merupakan upaya teologi kontekstual.
Ritual korban dalam budaya Dayak Ngaju merupakan aktualisasi worldview orang Dayak Ngaju yang melihat tatanan alam semesta sebagai yang sudah tertata rapi. Dalam tatanan demikian, keberadaan yang ilahi diyakini ada dalam setiap unsur alam di samping keberadaannya di langit yang dipandang sebagai sumber kehidupan, tetapi juga bisa mendatangkan musibah.
Namun, tatanan tersebut bisa terganggu karena ulah manusia, baik karena perubahan-perubahan yang berkaitan dengan perkembangan alamiahnya dari kelahiran sampai kematian, maupun aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tatanan tersebut terganggu, berarti ketenteraman ilah terganggu, maka manusia menjadi yang terancam oleh karena kemarahan para ilah yang bisa dinampakkan berupa musibah secara personal maupun komunal.
Ritual-ritual korban yang dikategorikan untuk menjaga tatanan itu dan memulihkan jika terjadi kekacauan agar tercipta ketentraman yaitu suasana yang diwarnai ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan. Ritual korban dalam budaya Dayak Ngaju merupakan aktualisasi worldview orang Dayak Ngaju yang melihat tatanan alam semesta sebagai yang sudah tertata rapi.
Dalam tatanan demikian, keberadaan yang ilahi diyakini ada dalam setiap unsur alam di samping keberadaannya di langit yang dipandang sebagai sumber kehidupan, tetapi juga bisa mendatangkan musibah.
Namun, tatanan itu bisa terganggu karena kehidupan manusia, baik karena perubahan-perubahan yang berkaitan dengan perkembangan alamiahnya dari kelahiran sampai kematian, maupun aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Jika tatanan itu terganggu itu berarti ketentraman ilah terganggu, maka manusia menjadi yang terancam oleh karena kemarahan para ilah yang bisa dinampakkan berupa musibah secara personal maupun komunal.
Other Books From - Teologi Kontekstual
Other Books By - Tirta Susila
Back