No Image Available
 Description:

Kalimantan Utara yang merupakan provinsi termuda di seluruh Pulau Kalimantan, menyimpan pesona yang tersembunyi. Hutan yang dianggap sebagian orang sebagai komoditas belaka dan dalam konotasi “menyeramkan”, ternyata merupakan kekuatan pariwisata Kalimantan Utara. Hutan jika dieksplotasi isinya hanya sekadar ditebang untuk digantikan tanaman lain atau buminya yang dihisap habis, adalah cerita lama yang sudah pasti menjadi catatan mendung generasi mendatang. Akan tetapi hutan yang ada di Kalimantan Utara adalah pesona yang dapat dijadikan cermin betapa indahnya Kalimantan Utara. Provinsi ini menyimpan secercah cerah dan pesona alam tak terluskiskan.

Turunan wisata hutan yang dikembangkan Kalimantan Utara antara lain “trekking” dan “hiking” dengan aktivitas menyusuri jalur-jalur hutan sambil menikmati keindahan alam Taman Nasional Kayan Mentarang dan Gunung Rian di Kabupaten Tana Tidung. Juga menikmati pemandangan hutan tropis, air terjun tersembunyi, dan keragaman flora-fauna di “surga tersembunyi” Pulau Kalimantan ini. “Birdwatching” atau pengamatan berbagai jenis burung yang hanya ada di Kalimantan Utara dapat “dijual” kepada luar untuk dijadikan tujuan wisata. Di Kayan Mentarang, misalnya, habitat burung endemik Kalimantan. Belum lagi bicara tentang burung enggang dan burung rangkong. Ada cerita bekantan di Tarakan.

Intinya, Kalimantan Utara dengan hutannya yang boleh dikatakan masih perawan menyimpan potensi wisata berkemah (camping) di hutan. Menginap di tengah hutan yang sesungguhnya (non artificial) dengan fasilitas tenda atau bivak yang menawan adalah sensasi tersendiri karena adanya pengalaman berinteraksi langsung dengan alam dan kehidupan malam hutan. Sungai, riam dan air terjun juga menjadi kekayaan alam Kalimantan Utara juga bisa dijadikan destinasi wisata. Hanya saja memang perlu dinarasikan, perlu diceritakan kepada “liyan”, agar tidak melulu tersembunyi.

Maka, saat Dinas Pariwisata Kalimantan Utara mengumpulkan sekitar 50 penulis se-provinsi yang berminat mengeksplotasi pariwisata di pulau di mana mereka berada, sungguh suatu aksi literasi yang harus diapresiasi. Mereka yang sesungguhnya sudah terampil menulis dibekali kembali keterampilan meliput, menggambarkan suasana, merasakan, mencatat dan menuangkan hal-hal yang mereka dapatkan dalam sebuah tulisan yang diberikan para tutor mumpuni. Mereka adalah Pepih Nugraha (penulis dan mantan jurnalis), Masri Sareb Putra (penulis buku) Dodi Mawardi (penulis dan pembicara), Hilmi Faiq (wartawan aktif), dan Arbain Rambey (fotografer). Para penulis tergabung dalam wadah literasi “YTP” yang diinisiasi Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Yansen TP.

Hasilnya dari kegiatan pelatihan menulis dan literasi yang diadakan di Tanjung Selor itu adalah kompilasi tulisan yang ketika disatukan menjadi buku Pariwisata Kalimantan Utara ini menjelma menjadi kekayaan nyata Provinsi Kalimantan Utara, bukan sekadar kekayaan terembunyi lagi. Dengan membaca buku ini, pembaca diajak memasuki alam segar, indah dan asri di Kalimantan Utara, mulai pesisir, hutan, sungai, keunikan perbatasan seperti Pulau Sebatik, Pantai Tanah Kuning yang menentramkan hati, budaya yang beragam dan seterusnya.

Budaya dan kebiasan khas masyarakat Kalimantan Utara juga “destinasi” wisata, sekaligus mengunjungi locus di mana mereka berada dan hidup dalam kesehariannya. Ada berbagai macam festival budaya di sini, sekadar menyebut contoh Irau Tengkayu yang merupakan upacara adat Tidung, juga Festival Irau di Kabupaten Malinau. “Bebidai, Indahmu Dulu”, adalah tulisan yang mewakili keunikan budaya berupa upacara tradisional di Kabupaten Bulungan. Potensi wisata perbatasan juga menjadi pesona tersendiri mengingat Pulau Sebatik berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia.Wisata Cross-border dengan rute wisata lintas negara melalui Sebatik dan Nunukan menuju Malaysia adalah destinasi wisata yang mungkin bisa dijual dan dikembangkan. Demikian pula keunikan Pasar Perbatasan di mana aktivitas jual beli antarwarga Indonesia dan Malaysia dapat disaksikan dengan mata kepala sendiri oleh para wisatawan.

Banyak hal yang dieksplorasi para penulis yang terkompilasi dalam buku ini. Banyak pula destinasi wisata yang tak terduga yang selama ini tidak dikenal, tetapi dapat terungkap dengan narasi yang baik oleh para penulis dari empat kabupaten dan satu kota yang ada di Provinsi Kalimantan Utara ini. Dengan tulisan pembuka berjudul “Alam Upun Taka” saja kita diajak berwisata ke hutan perawan Kalimantan Utara, sementara yang mengejutkan adalah tentang Bekantan, binatan khas Kalimantan yang ternyata ada Kota Tarakan. Sementara keindahan Gunung Rian di Kabupaten Tana Tidung tidak terlewatkan untuk digambarkan.

Uniknya, hampir semua penulis di buku ini menggambarkan suasana dan menuliskan penjelasan dengan gaya bercerita atau story telling, sehingga pembaca serasa diajak ke alam terbuka dengan semilir angin yang menerpa sambil mendengarkan cerita petualangan mereka satu persatu secara bergantian. Tentu saja tulisan gaya bercerita membuat pembaca tidak jatuh bosan. Tetapi sebaliknya, ingin membaca buku ini sampai kalimat yang penghabisan.


Other Books From - Pariwisata




Other Books By - Muh. Ramli, Rico Cristian, Amanah Pernanda, MYST John, Nurcholis, Syamratu Sa’adah, Erna Wahyuni, Selly Apriani, Doorvina, Wahyu Sri Rejeki, Iwan Alfian Asan, Asih Kurnia Sari Diniaty, Zarin Aqila Umar Putri, Uring Iing, Reni Kusumawati, Rizki Prasetio, Bertha Melka, Dharmawati, Sri Wahyuni, Rini S. Wilujeng, Eka Setya Ningsih S, Ailies Darliah, Ida Ayu Parlina, Rose P. Solier, Darmawansyah, Westi, Meidawati, Yusuf Haslan, Susilawati, Fransiska Mega Stella, Herman, Eka Faridah, Harliah


No Books Available!


 Back